Jakarta - Berbagai desakan dan tekanan agar PSSI dirombak terus bermunculan. Ini adalah tanda bahwa PSSI memang sudah saatnya dibenahi.
Belakangan desakan tersebut membuncah setelah prestasi tim nasional Indonesia terpuruk. Kalah dari Laos 0-2 di SEA Games 2009 dan gagal lolos untuk pertama kalinya dalam 14 tahun terakhir ke Piala Asia adalah indikasi penurunan prestasi.
Posisi Indonesia di peringkat FIFA pun terus menurun. Dari yang berada di urutan ke-120 pada Desember 2009, posisi 'Merah-Putih' kini ada di urutan ke-137. Indonesia kalah peringkat dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, seperti Singapura (peringkat 120), Vietnam (116) dan Thailand (98).
Berbicara mengenai perombakan PSSI juga tak lepas dari sang ketua umum, Nurdin Halid. Entah sudah beberapa kali Nurdin didesak untuk mundur, namun dirinya tetap keukeuh untuk mempertahankan jabatannya.
Pada akhirnya cerita mengenai PSSI ini mendapatkan episode baru. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mencetuskan sarasehan sepakbola nasional di Malang pada 30 Maret mendatang. Sarasehan tersebut diadakan untuk membahas dan mencari jalan keluar dari permasalahan sepakbola di tanah air.
Tak menutup kemungkinan pula PSSI akan dibombardir habis dalam sarasehan tersebut. Mengingat tak adanya prestasi membanggakan yang diraih oleh timnas Indonesia, bisa jadi desakan perombakan keanggotaan PSSI akan terus disuarakan di sana.
"Kongres tanggal 30 besok akan menjadi perubahan besar dalam sepakbola nasional. Saya mengimbau, sebagai anggota Komisi X DPR RI, agar Nurdin Halid dan rombongannya di PSSI tak merasa tersinggung, tapi tertolong," ujar Dedy Gumelar dalam diskusi di kantor ICW (Indonesia Corruption Watch), Kalibata, Minggu (7/3/2010) siang WIB.
"Apabila mereka memang mengurus PSSI demi 'Merah-Putih', dan bukannya demi periuk nasi, mereka harusnya merasa tertolong dengan hal ini."
"Oleh karena itu Nurdin tak bisa bilang, seperti yang saya lihat di televisi, bahwa dia masih butuh waktu (untuk berbenah). Memangnya ngapain saja selama dua periode kepengurusan, selama tujuh tahun ini?"
"Kalau bangsa ini marah, ya PSSI harus bertanggungjawab," tukas pria yang kerap disapa Miing ini. Pekerjaan Komisi X memang mencakup ranah olahraga--selain juga pendidikan, kebudayaan dan pariwisata--sehingga mereka merasa berhak untuk ikut mendesak perombakan di tubuh PSSI.
Apa yang dikatakan oleh Dedy juga diamini oleh Sumohadi Marsis, wartawan senior dan juga anggota PWI pusat. Sumohadi juga diangkat menjadi anggota steering comittee untuk sarasehan sepakbola nasional nanti.
"Bukan hanya marah, tapi juga kecewa. Mengapa prestasi kita bisa seburuk itu? Padahal sarana dan pra-sarana PSSI itu cukup bagus. Mereka juga punya sponsor, yaitu Djarum. Oleh karena itu kami ingin mengetuk pintu PSSI untuk sadar," ucapnya. ( roz / key )
Rossi Finza Noor - detiksport