aris bangil menyediakan doamin,hosting, web design, web development, toko online dan networking.

Bayi malang yang ditemukan di Masjid Jami Desa Ngroto, Kecamatan Pujon, seminggu lalu, menjadi rebutan sejumlah calon orang tua asuh. Kini bayi lak-laki yang dirawat di pondok kesehatan Desa Ngroto itu dalam kondisi sehat.

KHOLID AMRULLAH, Malang

---

Rizki Miftahul Huda. Itulah nama bayi yang ditemukan di dalam kardus di teras Masjid Jami Desa Ngroto, Kecamatan Pujon, Kamis (11/2). Nama itu diberikan oleh bidan Ovalya Makarova. Bocah mungil itu sedang tidur di gendongannya saat Radar menjenguknya kemarin.

"Kalau ingin lihat dia melek, nanti malam pukul 23.00 sampai menjelang pagi. Tapi pukul 04.30 dia sudah tidur lagi," ujar wanita berjilbab itu tersenyum.

Ya, menurut bidan yang telah bekerja selama 15 tahun itu, Rizki adalah bayi yang sehat. Setiap hari dia menghabiskan 5-8 botol susu ukuran 90 cc. Jika siang hari, ia suka sekali minum sehingga tidurnya nyenyak. "Sekarang berat badannya sudah naik jadi 3,1 kg, sebelumnya hanya 2,8 kg," tambah alumnus Stikes Malang ini.

Sebelum mendapat orang tua asuh, bayi yang hingga kini belum diketahui siapa orang tuanya itu, dirawat di pondok kesehatan. Selama di situ, Rizki tidak pernah rewel. Tak heran, jika banyak perawat di pondok tersebut gemes melihat bayi berambut lurus itu. Tak jarang mereka bergantian menggendong dan menciumi pipi mungilnya. "Ini tali pusarnya juga sudah pupak," ujar Lya, panggilan akrab Ovalya Makarova.

Lya sendiri sebenarnya juga sangat sayang dengan bayi itu. Karena sejak dibawa ke pondok, untuk sementara dirinya-lah yang merawat dan mencukupi kebutuhan semua bayi. Mulai dari popok, bedak, pampers, dan lainnya. Namun, ia tidak ingin mengadopsi bayi itu. Apalagi Lya sudah punya dua anak laki-laki.

Banyak sekali yang ingin mengadopsi bayi itu. Setelah disaring Muspika Pujon kini hanya tinggal dua orang yang dinilai layak dan benar-benar berminat. Yaitu, pasangan Rohim - Elfi Zuroidah, warga Dusun Delik, Desa Madirdo, Pujon, dan pasangan Imron - Sukroniah, Dusun Manting, Desa Tawangsari, Pujon.

Rohim sendiri sangat berharap bayi laki-laki itu bisa dijadikan anak angkatnya. Alasannya, ia sudah tidak mungkin lagi bisa punya anak setelah rahim istrinya diangkat.

Meski begitu, cinta Rohim pada istrinya sama sekali tidak berubah. Bagi keluarga yang cukup mapan ini, tidak memiliki anak adalah takdir yang harus duterima dengan lapang dada. ''Sejak menikah tahun 2000 lalu kami ingin sekali segera punya momongan. Berbagai ikhtiar sudah kami lakukan, namun tetap belum ada hasilnya,'' ucap lelaki 46 tahun ini.

Rohim berniat mengadopsi anak kakak dan adik-adiknya, tapi meski keponakannya itu banyak yang senang dengan dirinya, orang tua mereka tidak ada yang mengizinkan. Begitu juga dengan keluarga istri, tidak ada yang mau anak-anaknya diadopsi. "Sebelum mengadopsi anak orang lain, saya cari dari keluarga dulu," tandasnya.

Karena tidak juga mendapat anak adopsi, Rohim pun sempat memutuskan untuk mewariskan rumah dan segala hartanya pada adik kandungnya yang nomor empat. Maka dia ajak adiknya itu untuk bekerja bersama dan tinggal serumah hingga beberapa tahun. Namun sayang, setelah adiknya menikah, malah ingin punya rumah sendiri dan membangun di dekat rumahnya.

Rohim dan istrinya pun terus berupaya dan berdoa agar mendapat momongan meski dari adopsi. Ia juga ingin sekali mengadopsi anak yatim, tapi belum juga dapat yang cocok di hatinya dan hati istrinya. Maka, ketika mendengar ada bayi laki-laki yang dibuang di masjid, hari itu juga dia bersama Zuroidah mendatangi pondok kesehatan tempat bayi Rizki dirawat.

Saat melihat bayi itu, pasangan suami istri itu merasa cocok dan ingin sekali mengangkat jadi anaknya. Apalagi, semua keluarga dan tetangganya juga sangat mendukung. "Saya yakin semua yang ingin mengadopsi adalah layak, tapi kami sangat ingin punya anak," ujar petani yang juga memiliki sejumlah sapi ini.

Dalam firasatnya, anak itu adalah anak yang baik. Orang tuanya juga ingin anak itu menjadi baik, sehingga dibuang di masjid. Mungkin maksudanya agar yang menemukan nanti adalah orang yang suka ke masjid.

Dari situlah harapan besarnya untuk mengadopsi Rizki selalu tumbuh, meskipun syarat untuk mengdopsi tidak gampang. Tetapi dia siap memenuhi semua persyaratan. Termasuk untuk mengaqiqahkan anak itu sesuai syariat Islam. Rohim sendiri hanya tersenyum saat ditanya jika nanti bayi Rizki tidak bisa didapatnya.

Sementara, keluarga Imron juga ingin sekali mengadopsi bayi itu. Maklum yang menemukan pertama kali di masjid adalah Sukroniah, istri Imron. Keluarga itu juga pernah mengatakan ingin mengadopsi karena belum punya momongan laki-laki. Dua anaknya semua perempuan. (*/war)( http://www.jawapos.co.id )

0 Comments:

Post a Comment