Ilustrasi (Foto: Google)
PARIS - Setelah beberapa waktu lalu, operasi ritel Apple di Italia dikabarkan dikenakan denda karena keluhan praktek komersial yang tidak adil , kini masalah baru bertambah satu lagi. Dinilai telah bersaing secara tidak adil, Apple dituntut oleh eBizcuss, reseller terbesarnya di Prancis.
Apple dinilai telah bersaing secara tidak adil, dengan memberikan persediaan produk baru untuk toko ritelnya sendiri dan dianggap telah meremehkan proposal untuk usaha kecil. CEO Francois Prudent, mengklaim bisnisnya yang beroperasi di 16 lokasi di Prancis mengalami penurunan 30 persen pada kuartal ke tiga 2011, karena mengurangi pengapalan unit iPad 2 dan MacBook Air. Dia juga mengatakan, eBizcuss tidak mendapatkan pasokan iPhone 4S selama kuartal keempat ini.
Dalam gugatannya, eBizcuss menilai kerugian tersebut bermula sejak November 2009, ketika Apple membuka toko ritel pertama di Prancis.
Prudent mengeluhkan sudah menghabiskan USD6,5 juta, untuk memenuhi persyaratan yang ketat menjadi reseller Apple. “Sejak 2007, kami merubah sistem poin penjualan atas permintaan Apple untuk memenuhi kriterianya,” ujar Prudent, sperti dilansir Apple Insider, Sabtu (31/12/2011).
Sebenarnya eBuzcuss bukanlah reseller yang pertama yang merasa Apple tidak adil, yaitu MACadam, reseller lama Apple yang keluar dari bisnis tersebut pada 2005. Diduga MACadam mendapatkan perilakuan buruk dari Apple.
Pada 2005, beberapa reseller pernah bersatu mengajukan gugatan class-action (gugatan perwakilan kelompok) terhadap Apple. Menuduh perusahaan tersebut telah terlibat dalam tindakan praktek bisnis tidak adil dan melanggar hukum, pelanggaran kontrak serta penyalahgunaan rahasia dagang.
Sementara itu, Apple selama bertahun-tahun menginstruksikan karyawannya untuk tetap netral ketika berbicara tentang reseller dan penyedia layanan. Dalam pedoman karyawan perusahaan, “Posisi netral merupakan saluran dimana pelanggan dapat membeli poduk Apple, termasuk toko retail, App Store online, katalog reseller, reseller berbasis web, perwakilan telepon Apple, saluran pendidikan dan program pembelian pemerintah.”
(tyo) (http://www.okezone.com/)
Apple dinilai telah bersaing secara tidak adil, dengan memberikan persediaan produk baru untuk toko ritelnya sendiri dan dianggap telah meremehkan proposal untuk usaha kecil. CEO Francois Prudent, mengklaim bisnisnya yang beroperasi di 16 lokasi di Prancis mengalami penurunan 30 persen pada kuartal ke tiga 2011, karena mengurangi pengapalan unit iPad 2 dan MacBook Air. Dia juga mengatakan, eBizcuss tidak mendapatkan pasokan iPhone 4S selama kuartal keempat ini.
Dalam gugatannya, eBizcuss menilai kerugian tersebut bermula sejak November 2009, ketika Apple membuka toko ritel pertama di Prancis.
Prudent mengeluhkan sudah menghabiskan USD6,5 juta, untuk memenuhi persyaratan yang ketat menjadi reseller Apple. “Sejak 2007, kami merubah sistem poin penjualan atas permintaan Apple untuk memenuhi kriterianya,” ujar Prudent, sperti dilansir Apple Insider, Sabtu (31/12/2011).
Sebenarnya eBuzcuss bukanlah reseller yang pertama yang merasa Apple tidak adil, yaitu MACadam, reseller lama Apple yang keluar dari bisnis tersebut pada 2005. Diduga MACadam mendapatkan perilakuan buruk dari Apple.
Pada 2005, beberapa reseller pernah bersatu mengajukan gugatan class-action (gugatan perwakilan kelompok) terhadap Apple. Menuduh perusahaan tersebut telah terlibat dalam tindakan praktek bisnis tidak adil dan melanggar hukum, pelanggaran kontrak serta penyalahgunaan rahasia dagang.
Sementara itu, Apple selama bertahun-tahun menginstruksikan karyawannya untuk tetap netral ketika berbicara tentang reseller dan penyedia layanan. Dalam pedoman karyawan perusahaan, “Posisi netral merupakan saluran dimana pelanggan dapat membeli poduk Apple, termasuk toko retail, App Store online, katalog reseller, reseller berbasis web, perwakilan telepon Apple, saluran pendidikan dan program pembelian pemerintah.”
(tyo) (http://www.okezone.com/)
