ARIS BANGIL

Banjir yang terjadi di Bangil tidak saja menimbulkan kerugian materiil bagi warga yang menjadi korban. Namun, banjir juga merugikan dunia pendidikan. Salah satunya SMPN 2 Bangil yang mengalami kerugian paling parah.

Wakil Kepala SMPN 2 Arief M Jupri mengatakan, banjir kali ini merusak puluhan peralatan vital. Antara lain, 24 CPU (Central Processing Unit) di laboratorium komputer rusak total.



CPU ini menurutnya diletakkan di bagian bawah meja. Sehingga, saat terjadi banjir di SMPN 2, semua CPU kemasukan air. "Kami semua tidak sempat menyelamatkan barang berharga ini. Air dari belakang sekolahan ini begitu cepat datangnya," terang Arief, kemarin (12/1).

Selain CPU di laboratorium komputer, masih ada CPU lain di laboratorium bahasa. Biasanya, CPU ini dijadikan server ketika para siswa berlatih reading atau listening. "Seluruh CPU Pentium IV," terangnya. Jika dikalkulasi dari sisi finansial, satu unit CPU mencapai Rp 4 sampai Rp 4,5 juta. Sehingga, total kerugian mencapai ratusan juta.

Belum lagi, sarana dan prasarana lainnya yang tergolong tidak kecil. Milasnya, printer, stavolt, monitor, sound system kecil dan besar, speaker aktif, hingga mesin photo copy.

Yang lebih tersentak, ketika para guru memeriksa laboratorium IPA. Delapan unit mikroskop juga tak bisa diselamatkan. Alat yang biasanya digunakan untuk meneliti obyek kecil untuk mata pelajaran IPA ini juga penuh oleh air.

Arief sendiri mengaku sudah melaporkan persoalan ini ke dinas terkait. Pihaknya juga sudah mendata secara detil sarana dan prasarana apa saja yang tidak bisa diselamatkan.

Pihaknya bersama kepala sekolah Jhonno Effendi juga tetap berusaha mencari maintenance. Paling tidak CPU dan beberapa sarana dan prasarana lainnya akan tetap dibenahi. "Tapi, dari beberapa teman yang ahli reparasi CPU dan lainnya mengatakan ini sudah susah dibenahi. Kalaupun bisa, harga onderdilnya juga cukup mahal," tegasnya. (jawapos.com)

http://www.bangil.info