Para korban banjir, kemarin (13/1) mendapat bantuan satu truk tangki minyak tanah (mitan) berisi 5.000 Liter. Masing-masing kepala keluarga (KK) mendapat jatah 5 Liter mitan. Karena berupa bantuan, harga per liter mitan cukup juga miring. Yakni, Rp 3.500.
Artinya, warga hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 17.500 untuk mendapat 5 Liter mitan. Padahal biasanya, harga mitan di pasaran bisa mencapai Rp 6.000 sampai Rp 7.000 per liter. Tidak heran jika warga langsung berebut antre mitan, kemarin.
Bantuan mitan itu sendiri berasal dari agen CV Mega Bromo Migas Distributor Kota dan Kabupaten Pasuruan. "Warga tentu sangat membutuhkan mitan dengan harga murah. Sudah beberapa hari ini dapur kami tidak mengepul, karena tak ada mitan," terang Husniah, warga Kalirejo RT 05, kemarin.
Truk tangki itu sendiri datang pukul 14.00 WIB. Begitu datang, warga langsung menyerbu. Mereka pun antre cukup panjang dengan membawa jeriken berukuran lima liter. Jika kapasitas truk tangki 5.000 liter, maka paling tidak korban banjir yang mendapatkan mitan sebanyak 1.000 KK (kepala keluarga).
Dengan perhitungan sederhana itu, seorang warga pun berusaha mendapat jatah lebih. "Bu, saya bisa nambah lebih lima liter ta, Bu," goda salah satu warga pada Laila, pemilik CV Mega Bromo Migas. Laila pun menjawab pelan. "Kita bagi dulu secara merata, Bu. Biar semua kebagian," katanya.
Upaya membantu para korban bencana ini tidak hanya dilakukan Laila saat ini saja. Ketika musibah meletusnya gunung Kelud di Blitar, ia juga mengirimkan subsidi khusus mitan pada warga di sana. "Awalnya, kami harus mengajukan dulu pada Sales Area Manager (SAM) Malang. Kemudian, pihak SAM meminta ada surat pengajuan bantuan dari pihak pemda. Minimal kecamatan," terang Laila.
Dan kemarin, surat itu langsung dibuatkan pihak kecamatan. Untuk sebuah pelayanan pada masyarakat, prosedur birokrasi seharusnya bisa dipercepat. "Setelah dikontak Bu Laila, kami langsung buatkan hari itu juga," tegas Sekcam Bangil, M Muslich saat berada di antrean warga.
Antrean mitan murah ini diberikan untuk warga Kalianyar, Kalirejo, dan Satak Manaruwi. Bahkan, jika ada warga yang merasa tidak mampu, Laila berusaha untuk membantunya. "Kan bisa dilihat orang mampu atau tidak. Misalnya, dia hanya beli dua atau tiga liter. Kalau ada itu, kami minta petugas kami untuk menambah lima liter," cetus Laila.
Apakah dari sisi bisnis tidak rugi? Wanita berdarah Arab ini menegaskan tidak sampai rugi. Ia menegaskan, untuk kemasyarakatan dan bencana, tidak perlu ditekankan pada sisi bisnis. "Saya kira itu cukup. Dan perlu saya tegaskan, ini semua kan miliknya Allah. Nah, saya mendapatkan amanah ini. Ya kami kembalikan buat warga semua," terang Laila. (jawapos.com)
http://www.bangil.info